Kamu mengatakan “itu” sakit. Kamu memiliki beban dan beban itu terasa sangat berat. Hey! Sekali-kali lihatlah sekeliling, bukan hanya kamu yang merasakan sakit! Bahkan ada yang merasakan lebih sakit dari apa yang kamu rasakan. Ada beban yang lebih berat yang di pikul oleh orang lain.
Beban itu
akan tetap menjadi beban jika kamu tetap membawanya. Hidup ini seperti
perjalanan yang jauh, singkirkan beban yang tak di perlukan agar tidak
menyusahkan perjalanan itu. Ada harapan BESAR di ujung perjalanan yang panjang ini.
Bersedih dan
menangislah seperlu nya, tidak usah mendramatisir. Ingat! Itu hanya soal “rasa”.
Iya si, sulit kalau soal perasaan. Akan tetapi, jangan menyiksa diri sendiri,
masih ada kehidupan yang lebih baik untuk di jalani daripada mengutuk diri.
“Lebih baik
nyalakan lampu daripada mengutuk kegelapan.”
Rasanya ingin
menjerit menangis keras dan melepaskan segalanya. Seolah dunia terasa sempit
dan menghimpitmu hingga sulit bernafas. Hendak berlari sejauh mungkin hingga
paru-paru berasa akan pecah.
Terkadang
kamu sudah berusaha, namun terjatuh lagi. Kamu sudah tetap tersenyum, meskipun
menangis lagi. Cobalah, cari ruang untuk berbenah diri. Memikirkan sesuatu yang
lebih bermakna untuk kedepannya.
Mungkin,
kamu belum melihat pembelajaran sesuatu yang sedang kamu hadapi, akan tetapi
bukan berarti hal itu tidak ada kan? Yakin, bahwa semua itu adalah proses untuk
mendewasakan diri yang Allah ajarkan. insyaAllah.
Wudhu,
ambil sajadah, dan curahkan kepada Dia yang tidak mengecewakanmu..
Kepada Dia
yang Maha Besar..
Nikmati syahdunya
bersama-Nya,
“ujian
itu untukku, karena Allah tahu aku bisa melewatinya”.
لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا
أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى
الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ
عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ
الْكَافِرِينَ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan
dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan
kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau Bebani kami dengan beban yang berat
sebagaimana Engkau Bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau Pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya.
Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Pelindung kami,
maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
(QS. Al-Baqarah : 286)
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا
آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan
mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut : 2)
Allah hilangkan mentari, namun Allah hadirkan pelangi.
Langit
Salatiga, 23 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar